Text
Mimpi-mimpi Einsteins = Einsteins Dreams
Novel pertama karya fisikawan Alan Lightman ini lumayan unik. Apa tema yang diangkat? Waktu. Benar-benar semuanya tentang waktu. Membaca novel ini, kita diajak untuk berpikir, menjelajah dunia batin Einstein mengenai waktu. Alan Lightman menyampaikan gagasan-gagasan tentang waktu ini dengan cara yang ganjil. Awalnya saya mengira novel ini menuturkan cerita penggalan hidup Einstein dengan mimpi-mimpinya berkaitan dengan gagasan Teori Relativitasnya yang terkenal. Ternyata perkiraan saya ada benarnya juga. Tapi setelah mulai membacanya, perkiraan saya lebih banyak melesetnya. Bagi saya buku ini tidak terasa seperti novel. Baik kita tengok saja isi buku ini.rnrnIsi buku ini lebih didominasi oleh mimpi-mimpi Einstein tentang waktu yang berbeda-beda, amat beragam, ketimbang menceritakan penggalan kehidupan Einstein sendiri. Di luar mimpi-mimpi itu, Einstein hanya muncul pada bagian prolog, epilog, dan 3 bagian yang dinamai Interlud (menurut kamus bahasa inggris, kata interlude dapat diartikan sebagai jeda, waktu istirahat/mengaso, atau selingan), di sela-sela deretan mimpi itu. Tampaknya hanya dalam Interlud-interlud tersebut saja terdapat dialog dalam penggalan kecil saat Einstein bersama dengan temannya, Besso. Jadi, novel ini tidak mengambil bentuk “kisah hidup” seorang tokoh sepenuhnya, tapi lebih banyak seperti pemaparan potongan-potongan gambar imajinatif yang dituturkan dengan bahasa narasi yang terkadang seperti puisi. Potongan-potongan gambar tersebut bukan milik seorang tokoh utama, tetapi diambil dari potret irisan-irisan kecil kehidupan orang-orang yang berbeda-beda. Tidak ada tokoh utama.rnrnSeluruh mimpi-mimpi itu ada 30, dimulai dari rentang 14 April – 28 Juni 1905, saat Einstein hampir merampungkan teori relativitasnya. Seluruhnya adalah mengenai gagasan-gagasan tentang waktu, yang ditempeli oleh fragmen-fragmen kecil kehidupan orang-orang yang berbeda-beda, yang dari situ dapat dilihat sebagai contoh atau analogi bagaimana waktu dipandang dan disikapi secara berbeda-beda oleh orang-orang itu. Membaca gagasan-gagasan ini, kita diajak berimajinasi, berpikir, mengikuti berbagai kilasan-kilasan yang mendeskripsikan waktu dan hakikatnya dari berbagai sudut pandang, terkadang dengan beberapa pengandaian yang membawa kepada kemungkinan-kemungkinan. Barangkali sebagian orang akan bosan mengikuti alur novel ini. Memang, membaca buku ini kita perlu fokus. Buku ini bisa dikatakan merupakan buku meditasi tentang waktu. Di dalamnya kita bisa menemukan keindahan gaya penuturan penulisnya dalam menyampaikan perenungan akan esensi waktu.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain