Text
Sang nabi: Kahlil gibran
Ini adalah karya dari Kahlil Gibran, seorang penyair Arab yang merupakan perantauan terbesar, tulisan-tulisannya dikenal secara luas berkat cita rasa orientalnya yang begitu eksotik, juga mistis dipadu dalam diksi yang begitu khas. Kahlil Gibran lahir di Beshari, Lebanon 1883 dan meninggal di New York 1931 pada usianya ke-48 tahun. Karya-karya bukan hanya sekedar memberikan hiburan atau pengetahuan, tapi juga menilhami dan mengispirasi berbagai kalangan. Masa kecilnya yang begitu romantik merupakan pengalan dan sumber ide-ide penulisannya.rnrnNovel ini juga merupakan salah satu maha karyanya yang paling dipuja orang. Karya yang diterbitkan dalam bahasa Inggris ini, telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa. Berisi tentang pandangan-pandangan sipenulis terhadap kehidupan, dengan diksi yang dihadirkan dan dikemas begitu apik, menjadikan novel ini masuk dalam novel yang mengandung sastra yang begitu kuat. Namun pengumpamaan dan pengetahuan akan padangan kata ini menjadikan kita mudah memahami apa maksud penulis berkat adanya intisari pada setiap babnya yang juga memperjelas apa yang ingin disampaikan penulis.rnrnBuku ini berkisah tentang seorang lelaki yang menjadi tokoh utama yang bernama Almustafa. Mengutip dari sinopsis buku tersebut, cerita bermula pada saat Almustafa bersiap naik ke kapal yang akan membawanya kembali pulang ke negeri asalnya setelah 12 tahun berada di negeri asing. Kapal itu dihentikan oleh penduduk setempat. Kemudian mereka meminta Almustafa untuk menceritakan kepada mereka tentang rahasia yang terbentang antara kehidupan, dan kematian.rnrnAlam menyampaikan pandangan-pandangannya terhadap kehidupan penulis mengaplikasikannya dengan membuat sebuah alur cerita yang menceritakan Al Mustafa, seseorang yang sudah berada diusia senja yang dicintai rakyat kota Orphalese, ia telah dua belas tahun menunggu kapalnya untuk membawanya kembali ke pulau kelahirannya.rnrnSuatu hari kapal yang ia tunggupun datang namun disaat itulah ia dihadapkan pada pilihan yang sulit. Ia ingin kembali ke pulau kelahirannya namun disisi lain ia juga berat hati meninggalkan kota ini. Hingga pada akhirnya datanglah seorang wanita yang bernama Almitra yang merupakan seorang pertapa, ialah orang pertama yang dekat dengan Al Mustafa saat datang ke kota ini.rnrnKarya-karya Gibran selalu pas untuk dibaca, diksi yang dihadirkan begitu khas dan bahasanya yang puitis dan pemikirannya yang mendalam pada setiap, sungguh sangat menarik untuk direnungkan kembali, dan tak pernah bosan untuk terus menelanjangi kalimat perkalimat.rnrnSeperti dalam mengungkapkan atau menggambarkan cinta:rnrn“Bahkan ketika cinta memasang mahkota di kepalamu, ia pun sekaligus menyalibmu. Bahkan meskipun ia menumbuhkanmu, ia pun sekaligus memangkasmu. Itulah segala yang dilakukan cinta terhadapmu agar kau memahami rahasia hatimu, dan karenanya menjadi serpihan dari hati Kehidupan.rnrnAtau dalam mengungkapkan Persahabatan:rnrn“Carilah ia selalu sepanjang waktu untuk hidup. Sebab dialah yang akan memenuhi kebutuhanmu, dan bukan kekosonganmu. Dan dalam keindahan persahabatan biarkan terdengar tawa, dan berbagi kegembiraan. Sebab dalam embun yang sepelelah hati menemukan paginya dan menjadi segar.”rnrnDalam mengungkapkan Penderitaan:rnrnDi akhir cerita sebuah pernyataan Almitra menyisakan tanda tanya pembaca (setidaknya untuk saya pribadi). Sehingga membuat akhir cerita terasa menggantung. Namun mengajarkan kita nilai-nilai kehidupan, pembaca digerakkan jiwanya untuk memandang kehidupan lebih baik.rnrnDan dalam menggambarkan mautatau kematian:rnrn“Dan apa pula makna berhenti bernapas kalau bukan membebaskan napas dari helaan dan embusan yang tak kunjung henti, agar bisa melambung dan meluas dan mencari Tuhan tanpa beban?rnrnKita pengembara, senantiasa mencari jalan yang lebih sunyi, bermula dari entah kapan saat kita mengakhiri di hari yang lain, dan tidak ada fajar yang menjumpai kita di tempat senjakala meninggalkan kita.rnrnBahkan ketika bumi tidur kita mengembara.rnrnKita adalah benih dari tumbuhan yang kukuh, dan ketika matang hati kita diserahkan kepada angin untuk diceraiberaikan.”rnrnNovel ini disajikan dengan alur maju dan menggunakan sudut pandang tokoh utama karena dalam cerita tersebut pengarang seakan menceritakan pengalaman pribadinya. Bentuk paragraph dalam novel ini yaitu paragraph naratif dan paragraph deskriptif serta berisi dialog-dialog antar tokoh.
SMA00673 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain