Text
Setiap Anak Berhak Menjadi Jenius
Mengapa di dunia ini ada begitu banyak orang yang saling mencontek, meniru, atau meng-copy satu sama lain? Itu karena mereka begitu ingin menjadi the winner, namun tak menyadari keunikan dan perannya. Bukankah setiap manusia tercipta dengan kondisi berbeda-beda? Dari perbedaan itulah, setiap manusia bisa saling belajar dan mengajarkan kebaikan demi kemajuan bersama.rnrnAnak-anak hendaknya dibimbing ke arah kesadaran tersebut. Caranya, didiklah mereka sebagai insan yang dapat menghargai perbedaan di dalam dirinya maupun pada sesamanya. Perbedaan minat, talenta, kecerdasan, cara berpikir, cita-cita, gaya belajar, dan kepekaan diri.rnrnSemua itu menjadi modal awal bagi anak untuk menentukan pilihan hidupnya, menjadi apa dia kelak, bagaimana dia merespons segala hal, menjadi proaktif, serta mencetak prestasi.rnrnrnKecerdasan majemuk adalah sumber segaia perbedaan, sekaligus kunci bagi pendidik dan orang tua dalam menyikapi serta membimbing sang buah hati.rnrnSeorang anak boleh jadi memiliki beberapa jenis kecerdasan. Namun, biasanya terdapat satu kecerdasan yang dominan. Dan, itulah yang dapat melejitkan anak menjadi jenius, terlebih jika proses belajar atau lingkungannya kondusif. Jadi, jenius bukanlah semata bila si anak memiliki IQ super.rnrnKetika unik dan berbeda dapat melapangkan masa depan si kecil, haruskah Anda meredam keistimewaan itu? Bagaimana semestinya Anda membantu buah hati dalam proses belajamya, agar sukses dan berprestasi gemilang?rnrnBuku ini akan menemani Anda untuk menemukan jawabnya.
| SD BJD00659 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain